Sayuran saat ini menjadi salah satu komoditas pertanian yang banyak dibutuhkan, baik untuk konsumen skala rumah tangga maupun skala restoran yang sudah tentu membutuhkan dalam jumlah besar. Tren dewasa ini, dimana masyarakat telah sadar akan pentingnya kesehatan dan kebugaran tubuh, membuat makan sayuran menjadi salah satu prioritas dalam pola konsumsi masyarakat. Bukan sembarang sayuran, melainkan sayuran organik yang kian hari menjadi sesutau yang “wajib” untuk mencapai keseimbangan pola konsumsi saat ini.
Bertanam Sayuran tidak Harus di Lahan Luas
Boleh dikatakan pada saat ini saja di supermarket harga sayuran organik terasa lebih mahal dibandingkan dengan sayuran yang biasanya. Apabila kita dapat melihat secara jeli kebutuhan pasar dan secara cermat berbudi daya sayuran organik, maka kondisi tersebut dapat dijadikan sebuah peluang usaha untuk dapat meraup keuntungan dari penjualan sayuran organik. Persoalannya, kini jarang lagi ditemukan lahan yang luas untuk menanam sayuran.
Selain itu, dibutuhkan modal yang besar apabila ingin membuat perkebunan sayuran dengan lahan yang luas. Namun tidak perlu berkecil hati, tidak memiliki lahan yang luas bukan berarti tidak bisa membuat usaha perkebunan sayuran. Dengan lahan terbatas, bahkan cenderung kecil, kini tetap bisa untuk membuka usaha perkebunan sayuran. Kini saatnya untuk memanfaatkan lahan tersebut untuk budi daya sayuran sebagai lahan bisnis yang menjajikan.
Bukan hal yang mustahil, kini dengan banyak ditemukannya inovasi dan strategi dalam berkebun, menjadikan lahan pekarangan rumah pun dapat berubah menjadi lahan perkebunan sayuran organik. Sayuran-sayuran seperti sawi, pakcoy, kangkung, cabai, dan bayam merupakan beberapa contoh tanaman sayuran yang dapat ditanam di pekarangan rumah.
Bukan hanya menambah pundi-pundi uang melalui penjualan hasi panen, tapi juga berbisnis sayuran organik ini dapat dikonsumsi sendiri untuk memenuhi kebutuhan di rumah. Tak ayal kini sudah ada beberapa pebisnis yang memulai usaha dari pekarangan rumah dengan bertanam sayuran organik. Peluangnya akan semakian besar seiring semakin banyak orang yang mengonsumsi sayuran organik.
Memanfaatkan Wadah Bekas pun Bisa
Tak cukup menggunakan pekarangan rumah, muncul lagi sebuah konsep memanfaatkan barang bekas sebagai tempat menanam. Selain hemat biaya, dengan menggunakan konsep tersebut berarti kita telah mengurangi beban lingkungan yang harus menampung sampah anorganik tersebut. Ambil contoh sampah seperti botol air mineral dan kaleng susu, menjadi sampah yang sangat sulit terurai oleh tanah. Dengan kita memanfaatkan sampah tersebut sebagai wadah atau pot untuk menanam, setidaknya kita telah meringankan beban lingkungan terhadap sampah.
Dari sisi nilai ekonomi, setidaknya wadah bekas dapat menghemat biaya produksi usaha. Dengan mengcilnya biaya produksi, otomatis keuntungan yang didapat akan bertambah. Minimal dengan memulai berbisnis sayuran organik di lahan sempit dan memanfaatkan barang bekas sebagai wadah tanam, menjadi modal awal untuk bisa membuka usaha yang lebih besar pada nantinya.
Kini, bukan zamannya lagi kita hanya menjadi konsumen yang hampir semua kebutuhan harus membelinya. Adakalanya kita pun harus menjadi produsen. Tunggu apa lagi? Saatnya mengalihkan kebiasaan kita dari membeli menjadi menghasilkan, serta mulailah memanfaatkan pekarangan rumah serta lahan sempit menjadi lahan produktif.
Bertanam Sayuran tidak Harus di Lahan Luas
Boleh dikatakan pada saat ini saja di supermarket harga sayuran organik terasa lebih mahal dibandingkan dengan sayuran yang biasanya. Apabila kita dapat melihat secara jeli kebutuhan pasar dan secara cermat berbudi daya sayuran organik, maka kondisi tersebut dapat dijadikan sebuah peluang usaha untuk dapat meraup keuntungan dari penjualan sayuran organik. Persoalannya, kini jarang lagi ditemukan lahan yang luas untuk menanam sayuran.
Selain itu, dibutuhkan modal yang besar apabila ingin membuat perkebunan sayuran dengan lahan yang luas. Namun tidak perlu berkecil hati, tidak memiliki lahan yang luas bukan berarti tidak bisa membuat usaha perkebunan sayuran. Dengan lahan terbatas, bahkan cenderung kecil, kini tetap bisa untuk membuka usaha perkebunan sayuran. Kini saatnya untuk memanfaatkan lahan tersebut untuk budi daya sayuran sebagai lahan bisnis yang menjajikan.
Bukan hal yang mustahil, kini dengan banyak ditemukannya inovasi dan strategi dalam berkebun, menjadikan lahan pekarangan rumah pun dapat berubah menjadi lahan perkebunan sayuran organik. Sayuran-sayuran seperti sawi, pakcoy, kangkung, cabai, dan bayam merupakan beberapa contoh tanaman sayuran yang dapat ditanam di pekarangan rumah.
Bukan hanya menambah pundi-pundi uang melalui penjualan hasi panen, tapi juga berbisnis sayuran organik ini dapat dikonsumsi sendiri untuk memenuhi kebutuhan di rumah. Tak ayal kini sudah ada beberapa pebisnis yang memulai usaha dari pekarangan rumah dengan bertanam sayuran organik. Peluangnya akan semakian besar seiring semakin banyak orang yang mengonsumsi sayuran organik.
Memanfaatkan Wadah Bekas pun Bisa
Tak cukup menggunakan pekarangan rumah, muncul lagi sebuah konsep memanfaatkan barang bekas sebagai tempat menanam. Selain hemat biaya, dengan menggunakan konsep tersebut berarti kita telah mengurangi beban lingkungan yang harus menampung sampah anorganik tersebut. Ambil contoh sampah seperti botol air mineral dan kaleng susu, menjadi sampah yang sangat sulit terurai oleh tanah. Dengan kita memanfaatkan sampah tersebut sebagai wadah atau pot untuk menanam, setidaknya kita telah meringankan beban lingkungan terhadap sampah.
Dari sisi nilai ekonomi, setidaknya wadah bekas dapat menghemat biaya produksi usaha. Dengan mengcilnya biaya produksi, otomatis keuntungan yang didapat akan bertambah. Minimal dengan memulai berbisnis sayuran organik di lahan sempit dan memanfaatkan barang bekas sebagai wadah tanam, menjadi modal awal untuk bisa membuka usaha yang lebih besar pada nantinya.
Kini, bukan zamannya lagi kita hanya menjadi konsumen yang hampir semua kebutuhan harus membelinya. Adakalanya kita pun harus menjadi produsen. Tunggu apa lagi? Saatnya mengalihkan kebiasaan kita dari membeli menjadi menghasilkan, serta mulailah memanfaatkan pekarangan rumah serta lahan sempit menjadi lahan produktif.
0 comments
Post a Comment