Friday 20 November 2015

Kualitas Larutan Nutrisi dalam Sistem Hidroponik

Budidaya tanaman secara hidroponik dilakukan tanpa tanah, tetapi menggunakan larutan nutrisi sebagai sumber utama pasokan nutrisi tanaman. Pada budidaya tanaman dengan media tanah, tanaman memperoleh unsure hara dari tanah, tetapi pada budidaya tanaman secara hidroponik, tanaman memperoleh unsur hara dari larutan nutrisi yang dipersiapkan khusus. Larutan nutrisi dapat diberikan dalam bentuk genangan atau dalam keadaan mengalir. Selain itu, larutan nutrisi juga dapat dialirkan ke media tanam hidroponik sebagai tempat berkembangnya akar.

Tanaman membutuhkan unsur hara esensial karena bila satu saja diantaranya tidak tersedia maka tanamannya akan mati atau minimal tanaman tidak mampu menyelesaikan siklus hidupnya. Ke-16 unsur hara esensial tersebut digolongkan menjadi unsur hara makro dan unsur hara mikro. Disebut unsur hara makro karena dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang banyak dan sebaliknya unsur hara mikro dibutuhkan anaman relative sedikit.

Unsur hara makro terdiri dari Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). unsur hara mikro terdiri dari Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Tembaga (Cu), Klor (Cl), Seng (Zn), dan Molybdenum (Mo). Kunci utama dalam pemberian larutan nutrisi atau pupuk pada system hidroponik adalah pengontrolan konduktivitas elektrik (electro conductivity = EC) atau aliran listrik di dalam air dengan menggunakan alat EC meter. Selain EC, pH juga merupakan faktor yang penting untuk dikontrol.

Formula nutrisi yang berbeda mempunyai pH yang berbeda, karena garam-garam pupuk mempunyai tingkat kemasaman yang berbeda jika dilarutkan dalam air. Untuk mendapatkan hasil yang baik, pH larutan yang direkomendasikan untuk tanaman sayuran pada kultur hidroponik adalah antara 5,5 sampai 6,5. Ketersediaan Mn, Cu, Zn, dan Fe berkurang pada pH yang lebih tinggi, dan sedikit ada penurunan untuk ketersediaan P, K , Ca dan Mg pada pH yang lebih rendah. Penurunan ketersediaan nutrisi berarti penurunan serapan nutrisi oleh tanaman.

Dalam sistem hidroponik, untuk mengukur kepekatan pupuk digunakan istilah EC (Elektro Conductivity) dengan satuan mmho/cm (satuan daya pengantar listrik) atau mS/cm. Selain EC kadang-kadang juga digunakan istilah cF (Conductivity Factor). Namun istilah cF jarang digunakan. Setiap bahan kimia mempunyai EC yang berbeda. Pada dasarnya setiap unsure mempunyai daya larut yang baik dalam kisaran pH tertentu. Jika pH terlalu rendah, daya larut unsur tersebut akan menurun sehingga daya serap tanaman terhadap unsur tertentu kemungkinan akan berkurang. Akibatnya, tanaman akan menunjukkan gejala defisiensi unsur tersebut. Hal yang sama akan terjadi jika pH terlampau tinggi

0 comments

Post a Comment