Friday 20 November 2015

Cara Bercocok Tanam Selada Secara Hidroponik

Selada adalah sayuran yang tergolong ke dalam famili Compositae dengan nama latin Lactuca sativa L. Asal tanaman ini diperkirakan dari dataran Mediterania Timur, faktor ini memang dari lukisan di kuburan di Mesir yang mengfotokan bahwa penduduk Mesir sudah menanam selada sejak tahun 4500 SM (Rubatzky serta Yamaguchi, 1999). Berikut ini adalah klasifikasi selada: Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotylodonae Ordo : Asterales Famili : Asteraceae (Compositae) Genus : Lactuca Spesies : Lactuca sativa Selada tepat dibudidayakan pada daerah dengan suhu optimum berkisar antara 20oC pada saing hari serta 10oC pada malam hari (Rubatzky serta Yamaguchi, 1999).

Benih selada bakal berkecambah dalam kurun waktu empat hari, bahkan untuk benih yang viabel bisa berkecambah dalam waktu satu hari, pada suhu 15oC-25oC (Grubben serta Sukprakarn, 1994). Selada adalah tanaman setahun polimorf (mempunyai tidak sedikit bentuk), terutama dalam faktor bentuk daunnya. Tanaman ini cepat mengghasilkan akar tunggang dalam yang diikuti dengan penebalan serta perkembangan ekstensif akar lateral yang tidak sedikit horizontal. Daun selada tidak jarang berjumlah tidak sedikit serta biasanya berposisi duduk (sessile), tersusun berbentuk spiral dalam susunan padat.

Bentuk daun yang tidak sama-beda sangat beragam warna, raut, tekstur serta sembir daunnya. Daun tidak berambut, mulus, berkeriput (savoy) alias kisut berlipat. Sembir daunnya membundar rata alias terbagi dengan cara halus, warnanya beragam, mulai dari hijau muda hingga hijau tua, kultivar tertentu berwarna merah alias ungu. Daun bagian dalam pada kultivar yang tidak membentuk kepala cenderung berwarna lebih cerah, sedangkan pada kultivar yang membentuk kepala berwarna pucat.

Teknologi Hidroponik Sistem Terapung (THST) yaitu sistem budi daya tanaman dengan cara hidroponik yang dikembangkan dari water culture. Teknologi Hidroponik Sistem Terapung (THST) tepat untuk tanaman sayuran selada (Lacctuca sativa L.) var.Panorama, Grand Rapids, Red Lettuce, Minetto. Faktor yang pertama kali diperbuat ialah membikin kolam tanam yang terbuat dari cor beton yang berkapasitas 3 m (lebar) x 20 m (panjang) x 60 cm (dalam). Kolam tersebut berada di dalam greenhouse berdinding kasa 20 mesh serta beratap UV plastik dengan ketebalan 0.02 mm. Panel tanam (Panel 15) adalah styrofoam dengan ketebalan 4 cm dengan ukuran panel 40 x 60 cm, Celah tanam dibangun dengan diameter 2.5 cm (volume 20 cm3) dengan jarak antar pusat celah tanam 12.5 cm, jadi total celah tanam per panel adalah 15.

Benih dikecambahkan dalam tray plastik yang diberi kertas tissue serta dibasahi. Seusai berkecambah (3 hari), bibit ditransplanting ke panel semai (panel 77) serta dipelihara selagi tiga minggu sebelum bakal diapungkan. Media yang dipakai dalam panel semai adalah rockwool. Selagi pemeliharaan, bibit disemprot dengan pupuk daun (N-P2O5-K2O:14%-12%-14%) setiap empat hari sekali dengan konsentrasi 2 g/l. Penanaman diperbuat dengan memidahkan bibit (transplanting) dari panel semai (panel 77) ke panel tanam (panel 15). Selanjutnya, panel tanam diapungkan (floating) dalam kolam tanam di atas larutan hara. Pemanenan diperbuat pada umur 4-6 minggu seusai tanam dengan tutorial mencabut tanaman selada beserta akarnya.

Umur panen selada tidak sama-beda menurut kultivar serta musim, biasanya berkisar antara 30-85 hari seusai pindah tanam. Panen yang terlalu dini memberbagi hasil panen yang rendah serta panen yang telat bisa menurunkan nilai.

Penanganan pasca panen adalah bagian dari produksi tanaman yang diperbuat sesaat seusai panen. Kegiatan pasca panen meliiputi kegiatan pendinginan, pembersihan, sortasi serta grading. Sebuah survey yang diperbuat oleh Bautista serta Cadiz pada tahun 1986 menunjukkan bahwa terjadi kehilangan hasil 22% hingga 70% sayuran dampak penanganan yang tidak baik, ini bisa didampakkan oleh beberapa hal, semacam: busuk, lewat matang, kerusakan mekanik, susut bobot, pemotongan, bertunas serta pencoklatan. Faktor-faktor yang menentukan nilai selada bisa dilihat dari turgiditas, warna, kemasakan (firmness),

perlakuan perompesan (jumlah daun terluar), leluasa dari tip burn serta kerusakan fisiologis, leluasa dari kerusakan mekanis, cacat serta juga busuk. Dalam praktik pasca panen, tidak ditemukan adanya perlakuan yang bisa menambah nilai pasca panen sebuah produk, yang bisa diperbuat adalah hanya menjaga nilai produk tersebut. Kondisi optimum untuk penyimpanan selada daun adalah suhu 0-2oC dengan kelembaban relatif (RH) 90-98%.

0 comments

Post a Comment